Bedhol Songsong Sawal Ehe 1956: Ringgit Wacucal Lampahan Jumenengan Prabu Kresna
Dalam rangka Hajad Dalem Garebeg Sawal Ehe 1956, Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Bedhol Songsong: Pagelaran Ringgit Wacucal Sedalu Natas Lampahan (lakon) Jumenengan Prabu Kresna dengan dalang MW. Cermo Sutedjo.
Jumenengan Prabu Kresna menceritakan perjuangan Raden Narayana untuk menjadi raja di Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna. Cerita berawal di negara Mandura, Prabu Basudewa yang hendak menobatkan Raden Kakrasana sebagai raja, dikejutkan dengan berita kepergian Raden Narayana. Mulai saat itu, perhatian seluruh warga negara Mandura tercurah untuk mencari keberadaan Raden Narayana.
Di negara Dwarawati, Prabu Narasinga dan adiknya yang bernama Raden Singamulangjaya sedang membahas tentang firasat akan adanya perubahan besar di kerajaan mereka. Tiba-tiba datanglah Raden Narayana dan Raden Setyaki yang ingin merebut tahta negara Dwarawati. Alhasil, terjadilah peperangan dan akhirnya Raden Narayana serta Raden Setyaki berhasil dipukul mundur.
Raden Narayana tersadar bahwa dia akan berhasil mencapai cita-citanya dengan cara menghimpun kekuatan. Di tengah perjalanan, Raden Narayana dikejutkan dengan adanya pertarungan dua orang ksatria dan dua ekor burung garuda. Setelah dilerai, ternyata dua orang itu adalah Raden Sitija dan Raden Gathutkaca. Setelah dijelaskan akar permasalahan, akhirnya Raden Narayana menyadari bahwa Raden Sitija adalah putranya sendiri. Raden Sitija akhirnya bersedia membantu Raden Narayana untuk merebut tahta negara Dwarawati.
Raden Narayana tidak lupa juga meminta bantuan para Pandawa untuk menambah kekuatan barisannya. Dengan tekad kuat dan rasa percaya diri, akhirnya Raden Narayana dapat mendapatkan negara Dwarawati. Prabu Narasinga akhirnya menjelma dalam diri Raden Narayana, sedangkan Raden Singamulangjaya menyatu dalam raga Raden Setyaki. Di ujung cerita, Raden Narayana berhasil menjadi raja besar di negara Dwarawati, dengan gelar Prabu Sri Bathara Kresna.
Pementasan wayang kulit semalam suntuk dalam Bedhol Songsong kali ini dapat disaksikan secara langsung dari Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat maupun live streaming melalui kanal YouTube Kraton Jogja pada:
Sabtu, 22 April 2023
Pukul 20.00 - selesai
____
Simak berita terbaru melalui akun resmi Kraton Jogja :
Facebook, Youtube: Kraton Jogja
Twitter, Instagram: @kratonjogja @kratonjogja.event
Website: kratonjogja.id
#KratonJogja #BedholSongsong #SawalEhe1956 #RinggitWacucal #WayangKulit #JumenenganPrabuKresna
Видео Bedhol Songsong Sawal Ehe 1956: Ringgit Wacucal Lampahan Jumenengan Prabu Kresna канала Kraton Jogja
Jumenengan Prabu Kresna menceritakan perjuangan Raden Narayana untuk menjadi raja di Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna. Cerita berawal di negara Mandura, Prabu Basudewa yang hendak menobatkan Raden Kakrasana sebagai raja, dikejutkan dengan berita kepergian Raden Narayana. Mulai saat itu, perhatian seluruh warga negara Mandura tercurah untuk mencari keberadaan Raden Narayana.
Di negara Dwarawati, Prabu Narasinga dan adiknya yang bernama Raden Singamulangjaya sedang membahas tentang firasat akan adanya perubahan besar di kerajaan mereka. Tiba-tiba datanglah Raden Narayana dan Raden Setyaki yang ingin merebut tahta negara Dwarawati. Alhasil, terjadilah peperangan dan akhirnya Raden Narayana serta Raden Setyaki berhasil dipukul mundur.
Raden Narayana tersadar bahwa dia akan berhasil mencapai cita-citanya dengan cara menghimpun kekuatan. Di tengah perjalanan, Raden Narayana dikejutkan dengan adanya pertarungan dua orang ksatria dan dua ekor burung garuda. Setelah dilerai, ternyata dua orang itu adalah Raden Sitija dan Raden Gathutkaca. Setelah dijelaskan akar permasalahan, akhirnya Raden Narayana menyadari bahwa Raden Sitija adalah putranya sendiri. Raden Sitija akhirnya bersedia membantu Raden Narayana untuk merebut tahta negara Dwarawati.
Raden Narayana tidak lupa juga meminta bantuan para Pandawa untuk menambah kekuatan barisannya. Dengan tekad kuat dan rasa percaya diri, akhirnya Raden Narayana dapat mendapatkan negara Dwarawati. Prabu Narasinga akhirnya menjelma dalam diri Raden Narayana, sedangkan Raden Singamulangjaya menyatu dalam raga Raden Setyaki. Di ujung cerita, Raden Narayana berhasil menjadi raja besar di negara Dwarawati, dengan gelar Prabu Sri Bathara Kresna.
Pementasan wayang kulit semalam suntuk dalam Bedhol Songsong kali ini dapat disaksikan secara langsung dari Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat maupun live streaming melalui kanal YouTube Kraton Jogja pada:
Sabtu, 22 April 2023
Pukul 20.00 - selesai
____
Simak berita terbaru melalui akun resmi Kraton Jogja :
Facebook, Youtube: Kraton Jogja
Twitter, Instagram: @kratonjogja @kratonjogja.event
Website: kratonjogja.id
#KratonJogja #BedholSongsong #SawalEhe1956 #RinggitWacucal #WayangKulit #JumenenganPrabuKresna
Видео Bedhol Songsong Sawal Ehe 1956: Ringgit Wacucal Lampahan Jumenengan Prabu Kresna канала Kraton Jogja
Показать
Комментарии отсутствуют
Информация о видео
Другие видео канала
Bedhol Songsong Mulud Jimawal 1957: Ringgit Wacucal Lampahan Pandawa MahabhisekaHajad Dalem Sekaten 2023/Jimawal 1957 - Pembacaan Riwayat Nabi MuhammadTalkshow & Pagelaran Ringgit Wacucal Krucil Lampahan Panji Wulung (Sirnaning Hambeg Angkara)Lagon Tlutur Wetah Laras Pelog Pathet NemLagon Ngelik Laras Pelog Pathet NemBedhaya Gandakusuma Uyon-uyon Hadiluhung Besar 1956 Ehe / 26 Juni 2023Raré Rumpaka - Konser Yogyakarta Royal Orchestra Memperingati Hari Musik Dunia 2023Warta Kawedanan Purayakara #shortsYogyakarta Royal Orchestra – Padhang BulanTari Golek Jangkung Kuning - Hari Tari Dunia 2023Beksan Suryawijaya Uyon-uyon Hadiluhung Dulkangidah 1956 Ehe / 22 Mei 2023Pentas Musikan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2023Penjelasan Agenda Garebeg Sawal dan Ngabekten 2023Tamanan : Mengenal Alat TransportasiSrimpi Dhendhang Sumbawa Uyon-uyon Hadiluhung Ruwah 1956 Ehe / 13 Maret 2023Sampai Jumpa di Simposium Internasional Keraton Yogyakarta 2024Simposium Internasional Keraton Yogyakarta 2023: Mangayubagya Tingalan Jumenengan DalemPameran Narawandira: Keraton, Alam, dan KontinuitasPembukaan Pameran Narawandira: Keraton, Alam, dan KontinuitasPeringatan Isra Mikraj Ehe 1956/2023