Sejarah Singkat Kopassus, Pasukan Penumpas G30S PKI dan Pemberontakan Lainnnya
Sejarah Singkat Kopassus, Pasukan Penumpas G30S PKI dan Pemberontakan Lainnnya
Video kali ini akan mengulas secara singkat sejarah dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan penumpas G30S PKI dan pemberontakan lainnya yang pernah meletus di Indonesia.
Pasukan khusus Angkatan Darat ini, seperti diketahui sebelum sekarang bernama Kopassus, pernah menyandang beberapa nama lainnya, mulai dari Resimen Para Komando Angkatan Darat, hingga Kopassandha atau Komando Pasukan Sandi Yudha. Nah ketika pasukan komando ini diandalkan menumpas pemberontakan PKI pada tahun 1965 masih menyandang nama RPKAD atau Resimen Para Komando Angkatan Darat dengan komandannya yang legendaris Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Berikut ini sejarah singkat Kopassus, pasukan penumpas G30S PKI dan pemberontakan lainnya di Indonesia.
Mengutip buku,"Siliwangi dari Masa Ke Masa," yang diterbitkan Sejarah Militer Kodam Siliwangi, diceritakan pada tahun 1950-1952 keadaan keamanan di Jawa Barat yang berada di bawah kekuasaan Tentara dan Teritorium III/Siliwangi sangat terganggu oleh kegiatan teror gerombolan DI/TII Kartosuwiryo.
Malah kegiatan-kegiatannya terlihat makin meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Taktik gerilya secara serang dan lari atau hit and run yang dilancarkan oleh gerombolan DI/TII Kartosuwiryo yang sangat mobil ini benar-benar merepotkan pasukan-pasukan dari Divisi Siliwangi yang terikat suatu basis tertentu. Sehingga sangat membatasi mobilitas dan daerah operasinya.
Kolonel Alex E Kawilarang sebagai Panglima Territorium Siliwangi yang bertanggung jawab terhadap keamanan di Jawa Barat, merasakan bahwa gangguan-gangguan ini sangat merugikan kesatuan-kesatuan bawahannya. Untuk ini ia berpendapat bahwa untuk melawan gerakan-gerakan gerombolan-gerombolan yang mobil ini perlu dibentuk suatu kesatuan yang terlatih bertempur secara kesatuan kecil dan all round.
Untuk ini pelaksanaan pembentukan pasukan serta latihannya diserahkan pada Mayor Suwarto yang saat itu menjadi Perwira Operasi dan Pendidikan Tentara dan Terbaik III/Siliwangi. Pada tahun 1952 mulailah Mayor Suwarto merealisasi keinginan Panglima Siliwangi Alex Kawilarang itu dengan Instruksi Panglima No. 55/INSTR/PDS dengan mengangkat:
Pertama, Mayor Idjon Janbi sebagai Komandan Kesatuan. Kedua, Lettu A Marzuki Sulaiman sebagai Perwira Pendidikan merangkap Pelatih Utama.
Kesatuan ini kemudian terbentuk dan dinamakan Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III/Siliwangi dengan singkatan Kesko T dan T III/Siliwangi.
Dikisahkan, Mayor Idjon Janbi dan Lettu Marzuki dalam rangka persiapan atau penyusunan pasukan banyak menggelar rapat di ruangan Mayor Suwarto sendiri. Langkah pertama untuk membentuk pasukan khusus ini didatangkan dua orang untuk membantu yang telah lulus mengikuti latihan Combat Intelligence dan Brevet sebagai penerjun. Dua orang itu ialah Letda Hang Haryono dan Serma Trisno
Yuwono.
Mengingat baru adanya dua orang yang dianggap telah mampu memberikan latihan-latihan komando yakni Mayor ldjon Janbi dan Lettu A Marzuki Sulaiman, maka untuk mendapatkan pelatih-pelatih yang mampu melatih kesatuan yang agak besar setingkat kompi diperlukan pelatih-pelatih yang dalam waktu singkat, mampu menjadi pelatih komando.
Untuk ini diambil keputusan untuk mengambil tenaga-tenaga sukarela dari pada para pelatih SKI Cimahi dan Depot Batalyon, dengan pertimbangan bahwa mereka telah qualified sebagai pelatih Infanteri, sehingga untuk menjadi mereka pelatih komando yang qualified tidak perlu lagi memakan waktu yang banyak.
Latihan pertama dimulai dengan 15 orang bintara di SKI Cimahi dengan latihan-latihan yang diberikan adalah latihan khusus komando. Setelah 22 bulan penggemblengan dari 15 orang bintara ini hanya lulus 8 bintara pelatih khusus komando. Di antaranya terdapat, Sersan Mayor Sitompul, Sersan Mayor Tendi Sutendi, Sersan Mayor Suwandi dan Kopral Tasdik.
Sementara itu telah disiapkan sebuah asrama semi permanen di Batujajar, sehingga kesatuan Kesko ini segera dapat direalisasikan. Pertengahan tahun 1952 kesatuan mendapat tambahan personil, sehingga susunan Staf dapat dilengkapi. Susunan kesatuan Kesko adalah Komandan Kesko, Kepala Staf, Komandan Detasemen Markas, Perwira Keamanan, Perwira Personalia, Perwira Logistik, Perwira Perhubungan dan Perwira Kesehatan.
Komandan Kesko dijabat Mayor Infanteri Idjon Janbi. Kepala Staf Lettu Suparjo. Komandan Detasemen Markas, Letda E Sukarna. Perwira Keamanan, Letda Aloysius Sugianto. Perwira Personalia, Letda Dasep. Perwira Logistik, Peltu Malkan. Perwira Perhubungan, Letda Pitoyo. Dan terakhir yang dipercaya menjadi Perwira Kesehatan adalah Peltu Subroto. Lalu juga ada perwira senjata atau peleton pengawalan atau Ton Wal yang dijabat oleh Peltu Widayat.
Видео Sejarah Singkat Kopassus, Pasukan Penumpas G30S PKI dan Pemberontakan Lainnnya канала Intel Melayu
Video kali ini akan mengulas secara singkat sejarah dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan penumpas G30S PKI dan pemberontakan lainnya yang pernah meletus di Indonesia.
Pasukan khusus Angkatan Darat ini, seperti diketahui sebelum sekarang bernama Kopassus, pernah menyandang beberapa nama lainnya, mulai dari Resimen Para Komando Angkatan Darat, hingga Kopassandha atau Komando Pasukan Sandi Yudha. Nah ketika pasukan komando ini diandalkan menumpas pemberontakan PKI pada tahun 1965 masih menyandang nama RPKAD atau Resimen Para Komando Angkatan Darat dengan komandannya yang legendaris Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Berikut ini sejarah singkat Kopassus, pasukan penumpas G30S PKI dan pemberontakan lainnya di Indonesia.
Mengutip buku,"Siliwangi dari Masa Ke Masa," yang diterbitkan Sejarah Militer Kodam Siliwangi, diceritakan pada tahun 1950-1952 keadaan keamanan di Jawa Barat yang berada di bawah kekuasaan Tentara dan Teritorium III/Siliwangi sangat terganggu oleh kegiatan teror gerombolan DI/TII Kartosuwiryo.
Malah kegiatan-kegiatannya terlihat makin meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Taktik gerilya secara serang dan lari atau hit and run yang dilancarkan oleh gerombolan DI/TII Kartosuwiryo yang sangat mobil ini benar-benar merepotkan pasukan-pasukan dari Divisi Siliwangi yang terikat suatu basis tertentu. Sehingga sangat membatasi mobilitas dan daerah operasinya.
Kolonel Alex E Kawilarang sebagai Panglima Territorium Siliwangi yang bertanggung jawab terhadap keamanan di Jawa Barat, merasakan bahwa gangguan-gangguan ini sangat merugikan kesatuan-kesatuan bawahannya. Untuk ini ia berpendapat bahwa untuk melawan gerakan-gerakan gerombolan-gerombolan yang mobil ini perlu dibentuk suatu kesatuan yang terlatih bertempur secara kesatuan kecil dan all round.
Untuk ini pelaksanaan pembentukan pasukan serta latihannya diserahkan pada Mayor Suwarto yang saat itu menjadi Perwira Operasi dan Pendidikan Tentara dan Terbaik III/Siliwangi. Pada tahun 1952 mulailah Mayor Suwarto merealisasi keinginan Panglima Siliwangi Alex Kawilarang itu dengan Instruksi Panglima No. 55/INSTR/PDS dengan mengangkat:
Pertama, Mayor Idjon Janbi sebagai Komandan Kesatuan. Kedua, Lettu A Marzuki Sulaiman sebagai Perwira Pendidikan merangkap Pelatih Utama.
Kesatuan ini kemudian terbentuk dan dinamakan Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III/Siliwangi dengan singkatan Kesko T dan T III/Siliwangi.
Dikisahkan, Mayor Idjon Janbi dan Lettu Marzuki dalam rangka persiapan atau penyusunan pasukan banyak menggelar rapat di ruangan Mayor Suwarto sendiri. Langkah pertama untuk membentuk pasukan khusus ini didatangkan dua orang untuk membantu yang telah lulus mengikuti latihan Combat Intelligence dan Brevet sebagai penerjun. Dua orang itu ialah Letda Hang Haryono dan Serma Trisno
Yuwono.
Mengingat baru adanya dua orang yang dianggap telah mampu memberikan latihan-latihan komando yakni Mayor ldjon Janbi dan Lettu A Marzuki Sulaiman, maka untuk mendapatkan pelatih-pelatih yang mampu melatih kesatuan yang agak besar setingkat kompi diperlukan pelatih-pelatih yang dalam waktu singkat, mampu menjadi pelatih komando.
Untuk ini diambil keputusan untuk mengambil tenaga-tenaga sukarela dari pada para pelatih SKI Cimahi dan Depot Batalyon, dengan pertimbangan bahwa mereka telah qualified sebagai pelatih Infanteri, sehingga untuk menjadi mereka pelatih komando yang qualified tidak perlu lagi memakan waktu yang banyak.
Latihan pertama dimulai dengan 15 orang bintara di SKI Cimahi dengan latihan-latihan yang diberikan adalah latihan khusus komando. Setelah 22 bulan penggemblengan dari 15 orang bintara ini hanya lulus 8 bintara pelatih khusus komando. Di antaranya terdapat, Sersan Mayor Sitompul, Sersan Mayor Tendi Sutendi, Sersan Mayor Suwandi dan Kopral Tasdik.
Sementara itu telah disiapkan sebuah asrama semi permanen di Batujajar, sehingga kesatuan Kesko ini segera dapat direalisasikan. Pertengahan tahun 1952 kesatuan mendapat tambahan personil, sehingga susunan Staf dapat dilengkapi. Susunan kesatuan Kesko adalah Komandan Kesko, Kepala Staf, Komandan Detasemen Markas, Perwira Keamanan, Perwira Personalia, Perwira Logistik, Perwira Perhubungan dan Perwira Kesehatan.
Komandan Kesko dijabat Mayor Infanteri Idjon Janbi. Kepala Staf Lettu Suparjo. Komandan Detasemen Markas, Letda E Sukarna. Perwira Keamanan, Letda Aloysius Sugianto. Perwira Personalia, Letda Dasep. Perwira Logistik, Peltu Malkan. Perwira Perhubungan, Letda Pitoyo. Dan terakhir yang dipercaya menjadi Perwira Kesehatan adalah Peltu Subroto. Lalu juga ada perwira senjata atau peleton pengawalan atau Ton Wal yang dijabat oleh Peltu Widayat.
Видео Sejarah Singkat Kopassus, Pasukan Penumpas G30S PKI dan Pemberontakan Lainnnya канала Intel Melayu
Комментарии отсутствуют
Информация о видео
8 августа 2023 г. 19:00:03
00:10:46
Другие видео канала