Загрузка...

Sederet Pengakuan Subandrio yang Mengejutkan

Sederet Pengakuan Subandrio yang Mengejutkan

Vidio kali ini akan mengulas sederet pengakuan Soebandrio, eks Waperdam di depan Mahkamah Militer Luar Biasa yang mengadilinya.

Pada tanggal 1Oktober 1966 malam hari pukul 20.00 sidang Mahkamah Militer Luar Biasa Soebandrio kembali digelar. Dalam persidangan ini, Soebandrio menjelaskan tentang Presiden Sukarno yang pernah memintanya untuk memanggil pulang DN Aidit dan Njoto  pada bulan Agustus 1965 saat keduanya berada di luar negeri. Sidang ini berakhir pada jam 23.00.

Pada hari berikutnya, digelar persidangan  Mahkamah Militer Luar Biasa dengan terdakwa Soebandrio. Sidang digelar pada jam 10.00. Dalam sidang ini hakim menanyakan seputar Dewan Jenderal yang diketahui oleh Soebandrio. Soebandrio menjawab bahwa dia mengetahui Dewan Jenderal sejak sekira Mei 1965 dan dia mendengarnya dari Soetarto Kepala Staf Badan Pusat Intelijen, badan intelijen yang dipimpinnya.

Kemudian pada malam harinya digelar sidang ketiga Mahkamah militer Luar Biasa Soebandrio. Sidang masih melanjutkan tanya jawab hakim dengan terdakwa Soebandrio seputar dipanggil pulangnya Aidit dan Njoto. Hakim juga menanyakan soal siapa pengganti Presiden Sukarno jika dia wafat, Soebandrio menjawab bahwa yang menggantikan Sukarno adalah orang-orang yang progresif revolusioner.

Pada tanggal 3 Oktober 1966, digelar sidang keempat Mahkamah Militer Luar Biasa Soebandrio yang dilaksanakan  pada pagi hari jam 09.00.

Sidang mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dari oditur Letkol Durmawel Achmed seputar kepergian atau turba Soebandrio ke Sumatera Utara yang dianggap oditur bagian dari rencana "kudeta PKI".

Dalam sidang kelima Mahkamah Militer Luar Biasa Soebandrio yang digelar malam hari ini jam 20.00, Soebandrio menolak dikaitkan dengan G30S. Dia juga menerangkan tidak tahu menahu bahwa namanya dicantumkan dalam daftar Dewan Revolusi.

Dalam sidang itu, Soebandrio juga menjelaskan tentang laporan Kartono Kadri tentang rencana PKI dimana Aidit akan bekerja di luar dan Njoto akan bekerja di dalam pemerintahan. Kata Soebandrio, kalau gerakan Aidit dan Njoto gagal, Jawa Tengah akan dijadikan basis.

Jika masih terdesak basis akan diteruskan ke Nusa Tenggara Barat, Soebandrio menyatakan tidak melaporkan laporan ini ke Presiden Sukarno tetapi Soebandrio mengaku membicarakannya di KOTI.

Pada tanggal 4 Oktober 1966, digelar sidang ketujuh Mahkamah Militer Luar Biasa Soebandrio yang mulai digelar pada jam 20.00.

Saksi yang dihadirkan dalam sidang
adalah Kartono Kadri. Kadri adalah petinggi BPI, badan intelijen yang dikepalai Soebandrio.

Dalam sidang itu Kadri mengungkapkan bahwa Badan Pusat Intelijen (BPI) telah menerima informasi bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) akan melancarkan kudeta pada bulan September dan dia telah melaporkan kepada Soebandrio selaku kepala BPI.

Soebandrio dalam sidang ini, dianggap tidak berbuat sesuatu untuk mencegahnya. Dia dianggap melakukan kesalahan karena pada bulan September 1965, justru melakukan turba ke Sumatera Utara bersama dengan orang-orang penting BPI.

Kemudian pada tanggal  8 Oktober 1966, Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa kedelapan dengan terdakwa Soebandrio kembali digelar. Dalam sidang ini hadir Sri Mulyono Herlambang bekas Panglima Angkatan Udara sebagai saksi.

Sri Mulyono menerangkan dalam sidang ini tentang dialog antara Presiden Sukarno dengan Jenderal Ahmad Yani sekitar Dewan Jenderal. Saat itu, Sri Mulyono Herlambang memang hadir dan menyaksikan Presiden Sukarno menanyakan kepada Jenderal Yani tentang isu Dewan Jenderal di istana negara.

Malam harinya kembali digelar sidang perkara Soebandrio. Presiden Sukarno, dalam sidang ini, memberikan keterangan tertulisnya. Presiden menjelaskan tentang duduk perkara dipanggilnya kembali Aidit dari Peking dalam rangka kunjungannya ke negara-negara komunis bulan Agustus 1965.
Presiden juga memanggil pulang Njoto untuk turut menyusun pidato 17 Agustus. Sementara saksi lainnya, Djamin,
Sekretaris Kepresidenan dalam sidang itu menyatakan bahwa presiden hanya memerintahkan untuk memanggil kembali Nyoto sementara mengenai Aidit, presiden tidak memberikan perintah apa-apa.

Demikianlah seperti dikutip dari buku,"Kronik 65: Catatan Hari Per Hari Peristiwa G30S Sebelum Hingga Setelahnya (1963-1971).

Видео Sederet Pengakuan Subandrio yang Mengejutkan канала Intel Melayu
Страницу в закладки Мои закладки
Все заметки Новая заметка Страницу в заметки