JALAN PANJANG BUDAK BELANDA DEPOK [MemaHAMi Indonesia - Full Movie]
TENTANG FILM INI
Pada akhir abad ke-17, para kaoem Belanda Depok datang di tanah Depok. Semua berawal dari kedatangan seorang saudagar asal Belanda bernama Cornelis Chastelein bersama mantan budak kepercayaannya yang dikumpulkannya sewaktu ia masih bekerja untuk VOC dan didatangkan dari berbagai pulau di Indonesia.
Para mantan budak ini kemudian tumbuh menjadi komunitas yang terdiri dari dua belas marga yang mengelola lahan yang diwariskan oleh Cornelis Chastelein. Komunitas ini--yang sering disebut “Belanda Depok”, juga membentuk Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) untuk melestarikan situs-situs peninggalan Cornelis Chastelein.
Film ini tidak hanya menceritakan kedatangan kaum Belanda Depok, tapi juga mengaitkan sejarah penting tentang perkembangan Kota Depok ini dengan dinamika dan interaksi sosial di dalam masyarakat Depok dulu dan sekarang. Tema ini diangkat untuk menampilkan bagaimana komunitas “Belanda Depok” yang beragama Kristen bisa hidup berdampingan dengan umat Islam yang saat ini menjadi mayoritas di Depok.
Film ini digagas oleh Bapak Yusuf (Guru Sejarah), Ibu Sri Rahayu (Guru Sosiologi), dan Ibu Dewi Azizah (Guru Pendidikan Kewarganegaraan), guru dari SMA Negeri 5 Depok, dan diproduksi bekerjasama dengan Watchdoc dan Pamflet untuk program MemaHAMi Indonesia, sebuah inisiatif untuk memproduksi alat bantu belajar hak asasi manusia bagi lima SMA di Jakarta dan sekitarnya.
"Jalan Panjang Budak Belanda Depok"
Director: Watchdoc Documentary
15"26
Видео JALAN PANJANG BUDAK BELANDA DEPOK [MemaHAMi Indonesia - Full Movie] канала Pamflet Generasi
Pada akhir abad ke-17, para kaoem Belanda Depok datang di tanah Depok. Semua berawal dari kedatangan seorang saudagar asal Belanda bernama Cornelis Chastelein bersama mantan budak kepercayaannya yang dikumpulkannya sewaktu ia masih bekerja untuk VOC dan didatangkan dari berbagai pulau di Indonesia.
Para mantan budak ini kemudian tumbuh menjadi komunitas yang terdiri dari dua belas marga yang mengelola lahan yang diwariskan oleh Cornelis Chastelein. Komunitas ini--yang sering disebut “Belanda Depok”, juga membentuk Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) untuk melestarikan situs-situs peninggalan Cornelis Chastelein.
Film ini tidak hanya menceritakan kedatangan kaum Belanda Depok, tapi juga mengaitkan sejarah penting tentang perkembangan Kota Depok ini dengan dinamika dan interaksi sosial di dalam masyarakat Depok dulu dan sekarang. Tema ini diangkat untuk menampilkan bagaimana komunitas “Belanda Depok” yang beragama Kristen bisa hidup berdampingan dengan umat Islam yang saat ini menjadi mayoritas di Depok.
Film ini digagas oleh Bapak Yusuf (Guru Sejarah), Ibu Sri Rahayu (Guru Sosiologi), dan Ibu Dewi Azizah (Guru Pendidikan Kewarganegaraan), guru dari SMA Negeri 5 Depok, dan diproduksi bekerjasama dengan Watchdoc dan Pamflet untuk program MemaHAMi Indonesia, sebuah inisiatif untuk memproduksi alat bantu belajar hak asasi manusia bagi lima SMA di Jakarta dan sekitarnya.
"Jalan Panjang Budak Belanda Depok"
Director: Watchdoc Documentary
15"26
Видео JALAN PANJANG BUDAK BELANDA DEPOK [MemaHAMi Indonesia - Full Movie] канала Pamflet Generasi
Показать
Комментарии отсутствуют
Информация о видео
Другие видео канала
Riwayat Kaum DepokJakarta, Indonesia sebelum merdeka di tahun 1938 FULLJalan Anyer Panarukan (Jalan Raya Pos/Daendels)Batavia 1910 - 1915 (Full Version)DHC- lokasi situs sejarah depokBuruh Pabrik di Masa Hindia Belanda tahun 1940 - Indonesia Tempo Dulu BerwarnaMelawan Lupa - Di Bawah Penjajahan KompeniBANDUNG TEMPO DULU !!!, YUK KENALI LEBIH DALAMDUO KRIBO FULL ALBUMSITUBONDO JAMAN DULU | SITUBONDO TEMPOE DOLOEBeginilah Hidup Wong Cilik di Jakarta, Dulu!Batavia dan Bandung (1910 - 1915)Legenda - Episode 04 | SangkuriangSENYAP - The Look of Silence (full movie)Sejarah Kaoem dan Kota Depok | NUSANTARADesa Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Tempo DoeloeAbad Kejayaan Episode 8 ( Bahasa Indonesia)STASIUN JATINEGARA TEMPO DULU DAN KINI(tinggal kenangan di masa kejayaannya)het wilhelmusSINGA LODAYA 1978 (Sejarah Brimob di Madiun)