Dhendhang Subingah - Gendhing Sekaten
Gendhing Sekaten berikut ini adalah Gendhing Dhendhang Subingah "Laras Pelog Pathet Enem/6". Adapun gamelan yang akan ditabuh adalah Kanjeng Kyai Guntur Madu.
------------
Gendhing Sekaten adalah gendhing hanya dimainkan setahun sekali di Pagongan Masjid Gedhe saat Keraton Yogyakarta melaksanakan Hajad Dalem Sekaten memeringati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menilik asal namanya, gendhing ini berasal dari nama Sekati, sepasang gamelan milik Keraton Yogyakarta. Gamelan Sekati sendiri terdiri sepasang gamelan Kanjeng Kiai (KK) Gunturmadu dan KK. Nagawilaga yang hanya akan dikeluarkan dari keraton melalui Miyos Gangsa pada 5 Mulud untuk ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe.
Tradisi ini konon telah berlangsung sejak masa Kerajaan Demak, dimana para Wali menggunakan momentum kelahiran Nabi Muhammad untuk berdakwah dengan membunyikan Gamelan Sekati. Masyarakat yang tertarik dengan suara gamelan akan berkumpul dan kemudian mendengarkan dakwah para Wali hingga mengucap kalimat syahadat.
Selama berada di Pagongan, Abdi Dalem KHP Kridhomardowo secara bergantian akan menabuh Gamelan Sekati dengan memperdengarkan 16 Gendhing Sekaten yakni Rambu, Rangkung, Andong-andong, Lung Gadhung Pel, Rendeng, Yahume, Dhendhang Subingah, Burung Putih, Gliyung, Lenggang Rambon, Bayemtur, Atur-atur, Orang aring, Salatun, Ngajatun, dan Supiyatun. Pada tanggal 11 Mulud, Gamelan Sekati akan dikembalikan ke dalam keraton melalui prosesi Kondur Gangsa.
Видео Dhendhang Subingah - Gendhing Sekaten канала Kraton Jogja
------------
Gendhing Sekaten adalah gendhing hanya dimainkan setahun sekali di Pagongan Masjid Gedhe saat Keraton Yogyakarta melaksanakan Hajad Dalem Sekaten memeringati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menilik asal namanya, gendhing ini berasal dari nama Sekati, sepasang gamelan milik Keraton Yogyakarta. Gamelan Sekati sendiri terdiri sepasang gamelan Kanjeng Kiai (KK) Gunturmadu dan KK. Nagawilaga yang hanya akan dikeluarkan dari keraton melalui Miyos Gangsa pada 5 Mulud untuk ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe.
Tradisi ini konon telah berlangsung sejak masa Kerajaan Demak, dimana para Wali menggunakan momentum kelahiran Nabi Muhammad untuk berdakwah dengan membunyikan Gamelan Sekati. Masyarakat yang tertarik dengan suara gamelan akan berkumpul dan kemudian mendengarkan dakwah para Wali hingga mengucap kalimat syahadat.
Selama berada di Pagongan, Abdi Dalem KHP Kridhomardowo secara bergantian akan menabuh Gamelan Sekati dengan memperdengarkan 16 Gendhing Sekaten yakni Rambu, Rangkung, Andong-andong, Lung Gadhung Pel, Rendeng, Yahume, Dhendhang Subingah, Burung Putih, Gliyung, Lenggang Rambon, Bayemtur, Atur-atur, Orang aring, Salatun, Ngajatun, dan Supiyatun. Pada tanggal 11 Mulud, Gamelan Sekati akan dikembalikan ke dalam keraton melalui prosesi Kondur Gangsa.
Видео Dhendhang Subingah - Gendhing Sekaten канала Kraton Jogja
Показать
Комментарии отсутствуют
Информация о видео
Другие видео канала
Dari Sabang Sampai Merauke - Ensembel TiupPentas Musikan Kamardikan: Ensembel Tiup Yogyakarta Royal OrchestraOfa Langga Soba Soba (Solo Sasando)Lagon WETAH Slendro Sanga (Tumrap Badhe Gara-gara)SipatokaanSimposium Internasional: Talkshow Peluncuran Buku Alih Aksara Serat Menak "Amir Hamza"Lagon JUGAG Slendro Nem (Tumrap Ratu Mambeng)Pengajian #HadegingNagari277 Karaton Ngayogyakarta HadiningratTutorial Sekar Macapat Vol. 3: Dhandhanggula Majasih Slendro ManyuraPahlawan Merdeka - Ensembel GesekTutorial Sekar Macapat Vol.2: Kinanthi Sekar Gadhung Laras Pelog Pathet BemTutorial Sekar Macapat Vol. 3: Durma Rangsang Pelog BemPada Pahlawan - Ensembel GesekGati PriyaLarasatiLagon Lasem Jugag Laras Pelog Pathet NemLagon Tlutur Jugag Laras Pelog Pathet BarangConcerto Nusantara (featuring Iskandar Widjaja) – Movement IISuluk Tlutur WetahConcerto Nusantara (featuring Iskandar Widjaja) – Movement ITuladha Wulang Tabuhan Ricikan Mligi: Slentho