Pimpinan MIT Ali Kalora Sering Menyamar Jadi Warga Lokal, Diduga Terlibat Pembantaian di Sigi

[ tw ] dari KompasTV dan Tribunnews

SURYA.CO.ID, POSO - Diberitakan sebelumnya terjadi pembantaian satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Nama Ali Kalora, pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) diduga kuat menjadi dalang peristiwa itu.

Ali Kalora telah menjadi pimpinan MIT sejak tahun 2016 dan telah banyak melakukan aksi. Ia disebut memiliki kemampuan bertahan hidup dalam pelariannya.

Bahkan dengan kondisi logistik yang terbatas sekalipun. Ali bisa menjadi apa saja dan menyamar menjadi warga lokal, bahkan menjadi petani.

Hal itu disampaikan oleh Ridwan Habib, pengamat terorisme dari Universita Indonesia (UI). "Dengan logistik yang terbatas, Ali Kalora bisa menjadi apa saja, menyamar menjadi warga lokal, bahkan petani, dan jalan sejauh itu," tambahnya.

Nama Ali Kalora mulai disebut lagi setelah penemuan mayat tanpa kepala di Kecamatan Sausu, Silteng pada Januari 2019 lalu.

Sementara itu, Al Chaidar, pengamat terorisme serta staf pengajar di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, meyakini bahwa Ali Kalora kini merupakan satu-satunya pemimpin MIT yang tersisa. Sebagai pemimpin baru MIT, Ali Kalora disebutnya "tidak memiliki pengaruh yang kuat seperti Santoso".

Sebab sejak 2018 hanya menyisakan empat orang anggota.

"Karena sepanjang 2018, hanya menyisakan sekitar empat orang anggota, kemudian bertambah satu orang, sehingga menjadi lima orang," kata Chaidar.Satu-satunya "kelebihan" Ali Kalora yang diandalkan adalah kedekatannya dengan kelompok militan Islam di Mindanau (Filipina) dan Bima (Nusa Tenggara Barat).

Dengan afiliasinya bersama kelompok tersebut, ia bisa merekrut anggota dari luar Poso, termasuk memperoleh senjata api.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/12/2020), pada November 2020, dua anak buah Ali Kalora tertembak dalam baku tembak antara polisi dan MIT.

Mereka adalah Bojes alias Aan alias Wahid dan Aziz.

Tak lama setelah dua anak buah Ali Kalora tewas ditembak petugas, satu keluarga di Sigi ditemukan tewas terbunuh pada Jumat (27/11/2020).

Diduga kuat Ali Kalora terlibat pada pembunuhan tersebut.

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar pada Selasa (1/12/2020) mengatakan, MIT juga terlibat dalam tindak pidana pembunuhan warga di sekitar Pegunungan Biru, Kabupaten Poso.

Korban antara lain adalah petani dan seorang purnawirawan TNI di periode antara Agstus-September 2020.

Menurut Boy Rafli, MIT yang dipimpin Ali Kalora selama ini bergerak di sekitar lereng Pegunungan Biru.

Dengan kondisi ini, pergerakan dan perpindahan mereka meliputi kawasan yang cukup luas. "Jadi mereka mobile di kawasan yang begitu luas. Satuan tugas hari ini terus mobile untuk menyasar ke berbagai sektor di kawasan lereng itu," kata Boy Rafli.

Ia mengakui, lokasi pelarian MIT merupakan medan yang cukup menyulitkan.Menurt Boy sengaja membunuh satu keluarga di Sigi karena tak ingin tinggalkan jejak.

Selain itu ia mengatakan, faktor kekurangan logistik menjadi alasan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora membunuh satu keluarga di Kabupaten Sigi.

Mereka juga mengincar harta benda milik warga di sekitar lereng Pegunungan Biru untuk menutupi logistik yang kian menipis.

Salah satu pemukiman warga yang pernah menjadi sasaran perampasan adalah Dusun Taman Jeka, sebuah wilayah yang terletak di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.

Boy meyakini MIT semakin tersudut karena masyarakat Kabupaten Poso dan sekitarnya sudah tidak lagi memberikan simpati dan dukungan terhadap eksistesi mereka. (Kompas.com)

WEBSITE:
http://surabaya.tribunnews.com/

Instagram:
http://instagram.com/suryaonline

Facebook:
https://www.facebook.com/SURYAonline/

#hariansurya
#suryaonline
#teroris
#alikalora
#mit
#mujahidin
#indonesiatimur
#poso
#sigi
#sulteng
#palu

Видео Pimpinan MIT Ali Kalora Sering Menyamar Jadi Warga Lokal, Diduga Terlibat Pembantaian di Sigi канала HARIAN SURYA