Загрузка страницы

Hama Tikus Merajalela, Pasukan Burung Hantu Tyto Alba Didatangkan #SerakJawa

#burunghantu #tytoalba #hamatikus #sawah #padi #gagalpanen

Serangan hama tikus melanda sejumlah wilayah pertanian di Kalimantan Barat. Di Desa Ngarak, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak misalnya. Di desa ini, lebih dari setengah tanaman padi ludes digasak tikus. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membasminya. Bahkan, pasukan burung hantu juga dikerahkan.

Para petani Desa Ngarak kelimpungan. Hama tikus yang merajalela membuat hasil panen mereka jauh menyusut. Padahal, wilayah ini merupakan salah satu kawasan lumbung padi di Landak. Jika masalah hama tikus tidak segera ditanggulangi, pasokan beras untuk masyarakat di kabupaten ini dapat terganggu.

“Luas sawah kita 614 hektare. Potensinya lebih dari empat ton per hektare. Tetapi rata-rata panen di sini hanya dua ton per hektare karena terserang hama tikus,” ujar Kepala Desa Ngarak, Ramsiah,  kepada Pontianak Post, kemarin.

Ketua Gapoktan Agro Mandiri, Petrus yang menaungi 22 kelompok tani di Ngarak menjelaskan, hama tikus sudah puluhan tahun ada. Namun belakangan ini populasinya meningkat. Para petani dan warga pun sudah melakukan berbagai upaya untuk membasminya. Mulai dari penggunaan racun tikus, pukat, perangkat tikus, hingga turun beramai-ramai melakukan perburuan tikus. Namun hingga sekarang belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

“Semua cara belum ada yang berhasil. Sawah saya sendiri paling parah. Dari satu hektare hanya mampu panen 400 kilogram per hektare. Sampai-sampai untuk sehari-hari, saya harus beli beras di pasar. Padahal saya biasanya panen 4,7 ton per hektare. Sekarang makin parah, lihat saja sendiri,” ujarnya kepada Pontianak Post sembari menunjuk hamparan padi miliknya yang habis dilalap tikus.

 Menurut dia, hama tikus jauh lebih berbahaya dari burung dan serangga. Pasalnya tikus mengerat batang padi, sehingga seluruh daun dan bulir padi ikut mati.

Hal serupa juga terjadi di Desa, Semparuk, Kecamatan Semparuk, Kabupten Sambas. Melihat hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat mendatangkan burung hantu dari Jawa, yaitu tito alba jenis serak Jawa sebanyak 24 ekor untuk Ngarak dan Semparuk. Sebelumnya BI juga sudah mendirikan menara kandang burung dari beton untuk Ngarak dan Semparuk. Satu kandang untuk sepasang burung, jantan dan betina. BI juga membawa serta ahli burung hantu dan petani dari Jawa untuk melatih para petani lokal dalam memanfaatkan serta merawat burung hantu.

“Ini berkaca dari kesuksesan program kami di Banyumas, Cilacap dan sekitarnya. Menggunakan burung hantu dalam membasmi hawa tikus. Selain tidak merusak lingkungan, cara ini sangat efektif, karena burung hantu serak jawa adalah predator utama tikus sawah,” ujar Djoko Juniwarto, manager BI Kalbar. Menurut dia, burung hantu lokal Kalbar ukurannya lebih kecil dan bukan pemangsa tikus sawah.

Sementara itu, Sugeng ahli burung hantu mengatakan burung hantu serak jawa sangat efektif dalam membasmi tikus. Satu ekor serak jawa dalam sehari mampu memakan lima ekor tikus. Namun meskipun sudah kenyang, pemburu yang aktif malam hari ini tetap akan mencari tikus lagi. “Tidak untuk dimakan, tetapi hanya dibunuh saja. Makanya serak jawa ini mampu menurunkan populasi tikus di tempat kami,” kata dia. Perkembangbiakan serak jawa juga sangat cepat. Sekali bertelur, burung ini mampu menghasilkan enam ekor telur dengan potensi menetas 100 persen.

Serak jawa sendiri tidak akan terbang jauh dari sangkarnya. Oleh sebab itu, Sugeng mengatakan, masyarakat jangan takut burung ini kabur. “Burung ini tipe yang tidak bisa membuat sarang sendiri. Dia akan menetap di tempat, dimana pertama kali dia buang air. Makanya kita kurung dulu burung ini di menara sangkatnya selama sehari semalam, agar dia buang air dan menganggap ini adalah rumahnya,” jelas dia.

Sementara itu, Hari Widianto, petani asal Banyumas yang menceritakan pengalamannya. Dulu, para petani di tempatnya selalu gagal panen karena tikus. Namun sejak burung hantu dijadikan penjaga sawah, perlahan hama tikus berkurang. “Tingkat keberhasilannya tergantung seberapa besar populasi hama tikus dan seberapa banyak burung hantunya. Makanya, burung hantu yang ada harus dikembangbiakan agar banyak dan mampu memangsa tikus lebih banyak,” imbuh dia.

Manager BI Kalbar Djoko Juniwarto juga meminta kepada para petani dan masyarakat untuk menjaga keberadaan burung hantu ini. “Kami berharap burung hantu ini dijaga dan dikembangkan. Sosialisasikan keberadaannya kepada masyarakat. Karena BKSDA juga sudah memasang ring di kakinya. Kalau bisa dibikinkan peraturan desa atau hukum adat. Agar tidak ada perburuan terhadap burung hantu ini,” imbuhnya.

Kepala Desa Ngarak, Ramsiah berterimakasih atas bantuan ini. Pihaknya juga berjanji untuk menjaga pasukan burung hantu tersebut. “Kami akan terbitkan Perdes dan meminta perangkat adat juga mengeluarkan aturan. Supaya burung ini tidak diburu oleh masyarakat."

Видео Hama Tikus Merajalela, Pasukan Burung Hantu Tyto Alba Didatangkan #SerakJawa канала Cerita Cio
Показать
Комментарии отсутствуют
Введите заголовок:

Введите адрес ссылки:

Введите адрес видео с YouTube:

Зарегистрируйтесь или войдите с
Информация о видео
7 апреля 2019 г. 17:48:00
00:05:01
Яндекс.Метрика