Jabal Uhud Menyaksikan Darah Nabi Muhammad SAW Menetes Kini Ia Dimuliakan di Langit
Jabal Uhud Menyaksikan Darah Nabi Muhammad SAW Menetes Kini Ia Dimuliakan di Langit
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sahabat Se Iman!!..
Jabal Uhud — Gunung yang Mencintai, dan Kelak Bersemayam di Surga
Di utara Madinah, membentang sebuah gunung yang tidak tinggi, namun gagah dan penuh wibawa. Jabal Uhud. Ia bukan sekadar barisan batu dan tanah. Ia adalah saksi sejarah, pelindung setia, dan pecinta sejati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pernah suatu hari, Rasulullah menatapnya dan bersabda dengan penuh kelembutan:
"Uhud adalah gunung yang mencintai kita, dan kita mencintainya. Dan ia berada di surga."
(Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Untaian kata yang sederhana, namun mengguncang hati para pecinta. Gunung itu... mencintai. Dan karena cinta itu, Allah memberinya tempat di surga. Subhanallah.
Saat Darah Syuhada Membasahi Tanahnya
Uhud tidak hanya dikenal karena sabda Nabi. Ia menjadi medan pertempuran besar di tahun ketiga Hijriah. Di sanalah berkecamuk Perang Uhud, ketika Tujuh ratus pasukan Muslim menghadapi tiga ribu kaum musyrik Quraisy. Di lereng gunung itulah, darah para syuhada tumpah, termasuk sang panglima, Sayyidul Syuhada Hamzah bin Abdul Muthalib — paman tercinta Nabi yang syahid dengan tubuh tercabik, namun ruhnya terbang tinggi ke langit.
Saat pasukan Muslim mulai menang, segelintir pemanah melanggar perintah Rasul dan meninggalkan posisi di bukit kecil (Jabal Rumat), membuat pasukan musyrik menyerang balik. Nabi sendiri terluka. Giginya patah. Dahinya berdarah. Tubuhnya diguncang panah dan lemparan batu. Namun Uhud berdiri tegak, seolah memayungi Sang Rasul dengan tubuhnya yang kokoh.
Dan setelah semuanya reda, Rasulullah berdiri memandangi gunung itu, lalu bersabda:
"Uhud adalah gunung yang mencintai kita..."
Maka sejak saat itu, Uhud bukan lagi sekadar tempat. Ia menjadi simbol cinta dan pengorbanan, tempat di mana kesetiaan diuji dan darah suci disambut bumi.
Kelak di Surga...
Jabal Uhud, yang pernah berdiri membisu di Madinah, akan berubah menjadi perhiasan surga. Gunung yang pernah mendengar takbir dan jerit para mujahid itu, akan disucikan dan dimuliakan. Tidak lagi menjadi saksi perang, tapi menjadi taman damai yang agung—mungkin dikelilingi sungai-sungai surga dan dihiasi cahaya yang tak pernah padam.
Maka, jika engkau suatu hari berziarah ke Madinah dan menatap Jabal Uhud dari kejauhan—ingatlah:
Itu adalah bagian dari surga yang sedang menunggu perintah Tuhannya untuk berpindah ke alam abadi.
Gunung itu mencintai Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam. Maka Allah memuliakannya.
Видео Jabal Uhud Menyaksikan Darah Nabi Muhammad SAW Menetes Kini Ia Dimuliakan di Langit канала RY Kreator
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sahabat Se Iman!!..
Jabal Uhud — Gunung yang Mencintai, dan Kelak Bersemayam di Surga
Di utara Madinah, membentang sebuah gunung yang tidak tinggi, namun gagah dan penuh wibawa. Jabal Uhud. Ia bukan sekadar barisan batu dan tanah. Ia adalah saksi sejarah, pelindung setia, dan pecinta sejati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pernah suatu hari, Rasulullah menatapnya dan bersabda dengan penuh kelembutan:
"Uhud adalah gunung yang mencintai kita, dan kita mencintainya. Dan ia berada di surga."
(Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Untaian kata yang sederhana, namun mengguncang hati para pecinta. Gunung itu... mencintai. Dan karena cinta itu, Allah memberinya tempat di surga. Subhanallah.
Saat Darah Syuhada Membasahi Tanahnya
Uhud tidak hanya dikenal karena sabda Nabi. Ia menjadi medan pertempuran besar di tahun ketiga Hijriah. Di sanalah berkecamuk Perang Uhud, ketika Tujuh ratus pasukan Muslim menghadapi tiga ribu kaum musyrik Quraisy. Di lereng gunung itulah, darah para syuhada tumpah, termasuk sang panglima, Sayyidul Syuhada Hamzah bin Abdul Muthalib — paman tercinta Nabi yang syahid dengan tubuh tercabik, namun ruhnya terbang tinggi ke langit.
Saat pasukan Muslim mulai menang, segelintir pemanah melanggar perintah Rasul dan meninggalkan posisi di bukit kecil (Jabal Rumat), membuat pasukan musyrik menyerang balik. Nabi sendiri terluka. Giginya patah. Dahinya berdarah. Tubuhnya diguncang panah dan lemparan batu. Namun Uhud berdiri tegak, seolah memayungi Sang Rasul dengan tubuhnya yang kokoh.
Dan setelah semuanya reda, Rasulullah berdiri memandangi gunung itu, lalu bersabda:
"Uhud adalah gunung yang mencintai kita..."
Maka sejak saat itu, Uhud bukan lagi sekadar tempat. Ia menjadi simbol cinta dan pengorbanan, tempat di mana kesetiaan diuji dan darah suci disambut bumi.
Kelak di Surga...
Jabal Uhud, yang pernah berdiri membisu di Madinah, akan berubah menjadi perhiasan surga. Gunung yang pernah mendengar takbir dan jerit para mujahid itu, akan disucikan dan dimuliakan. Tidak lagi menjadi saksi perang, tapi menjadi taman damai yang agung—mungkin dikelilingi sungai-sungai surga dan dihiasi cahaya yang tak pernah padam.
Maka, jika engkau suatu hari berziarah ke Madinah dan menatap Jabal Uhud dari kejauhan—ingatlah:
Itu adalah bagian dari surga yang sedang menunggu perintah Tuhannya untuk berpindah ke alam abadi.
Gunung itu mencintai Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam. Maka Allah memuliakannya.
Видео Jabal Uhud Menyaksikan Darah Nabi Muhammad SAW Menetes Kini Ia Dimuliakan di Langit канала RY Kreator
Комментарии отсутствуют
Информация о видео
18 мая 2025 г. 8:16:07
00:02:58
Другие видео канала