Загрузка страницы

PESAWAT GARUDA INDONESIA MENERJANG BADAI CUACA BURUK PRAMUGARI TEWAS NEKAT TERJUN DARI KETINGGIAN

Kapten pilot Abdul Rozaq
menghitung jumlah penumpang dan kru
setelah pesawat Boeing 737-300 Garuda Indonesia
GA 421 mendarat darurat di Sungai
Bengawan Solo, 16 Januari 2002.
Ternyata ada 1 pramugari
yang hilang, Santi Anggraeni.
Tak ada firasat sebelumnya, selain Santi
sempat menyinggung
tentang pulang kampung.

Pada 15 Januari 2002, sebelum pesawat
berangkat dengan rute Jakarta-
Yogyakarta-Surabaya-Mataram,
pilot Abdul Rozaq sempat berbincang-
bincang dengan pramugari Santi.

"Tidak sedikit pun ada firasat apa-apa.
Almarhumah Santi Anggraeni sempat
mengatakan, pulang dari Mataram
ingin pulang kampung. Kampungnya
itu di Yogyakarta kalau tidak salah.
Ternyata, benar-benar 'pulang kampung',
tidak ada firasat. Ternyata '
pulang kampung' beneran," kenang pilot
Rozaq saat ditemui di rumahnya,
Komplek Garuda, Cipondoh, Tangerang,
Jumat (16/1/2015), tepat 13 tahun pendaratan
darurat GA 421 di Sungai Bengawan Solo.
 
Tak disangka, ucapan Santi bak firasat
setelah pendaratan darurat GA 421 terjadi
pada keesokan harinya, 16 Januari 2002.
Santi yang duduk di bagian belakang
pesawat terhisap keluar dan terlempar jauh.

"Dia duduk di belakang. Begitu tail atau ekor
pesawat menyentuh batu besar, itu
ternyata adalah tempat duduk 2 pramugari.
Karena ada bagian pesawat yang terbuka karena
menyentuh batu besar itu, mereka
tersedot keluar. Satu terlempar jauh,
satunya terlempar tidak jauh. Yang terlempar
jauh, tidak tertolong," kenang Rozaq.

Bagian ekor pesawat yang terantuk
batu membuat lubang terbuka di
bagian bawah pesawat, yang efeknya seperti
balon yang pecah. Perbedaan tekanan di
dalam kabin bertekanan tinggi dan di luar
kabin bisa menimbulkan efek
penyedotan seperti alat vaccum yang dahsyat.
Tak ayal, seragam Santi saat
ditemukan sudah terlucuti semua.
 
"Yang saya tidak habis pikir, 2 pramugari
terlempar keluar. Yang selamat itu 
stocking dan dalamannya terlepas kena 
pressure itu. Yang terlempar jauh itu uniform-nya
(baju seragam) hilang semua. Ternyata setelah
terlempar dari luar pesawat yang pecah
seperti balon, uniform-nya terlucuti semua.
Pada saat malam, a
da kabar bahwa ada orang tidak
berseragam ditemukan, dipertanyakan,
apakah ini pramugari atau penumpang.
Karena sama sekali tak ada tanda untuk
mengidentifikasi," tuturnya.
"Jadi perbedaan pressure itu, di
kabin dan di dalam, menyebabkan uniform 
pramugari terbuka semua.Tapi saya tidak
tahu dia terlempar berapa jauh, juga karena
sudah kebawa arus," imbuhnya.

Pramugari Santi Anggraeni, menjadi satu-
satunya korban tewas dalam kecelakaan
ini dari 54 penumpang, 4 pramugara-pramugari
serta pilot dan kopilot. Saat
mangkat dalam tugas, usianya 25 tahun
dan hendak berencana
melangsungkan pernikahan.

"Kapan pun, di mana pun kalau
sudah waktunya meninggal sudah tak bisa
mengelak lagi. Sedikit pun tidak akan mundur,"
kata pilot Rozaq mengenang
hikmah di balik
peristiwa ini.

Setelah pendaratan darurat di Sungai
Bengawan Solo itu, pilot Rozaq juga harus
berjuang melawan diri sendiri untuk
menaklukkan trauma
menerbangkan pesawat.

Видео PESAWAT GARUDA INDONESIA MENERJANG BADAI CUACA BURUK PRAMUGARI TEWAS NEKAT TERJUN DARI KETINGGIAN канала YM .22 CHANNEL Yudis mahardika
Показать
Комментарии отсутствуют
Введите заголовок:

Введите адрес ссылки:

Введите адрес видео с YouTube:

Зарегистрируйтесь или войдите с
Информация о видео
22 февраля 2021 г. 19:31:00
00:10:35
Яндекс.Метрика